LDR-an itu Ujian Bukan Sebuah Kesengsaraan
kenapa harus tak nyaman dg jarak? bukankah Nabi Adam dan Siti Hawa pernah LDR'an juga kaan.. yang penting kepercayaan , komitmen dan saling menghargai. Setidaknya kalian masih di negara yg sama, dan masih melihat senja yg sama meskipun tempat yg berbeda.
Halo gaes, gimana kabarnya?? Masih sehat?? Masih jomblo?? Pacarmu masih rewel??udah pegat aja..eh bercanda lho yaa.
Sebenarnya tulisan ini terinspirasi dari status facebook saya di tahun 2014. Ya, fitur “On This Day” ini setiap harinya selalu mengingatkan saya tentang kenangan yang terjadi di masa lampau, baik berupa status, foto, video, maupun tautan.Banyak sekali status facebook saya di masa lampau yang membuat saya tertawa bahkan ada yang membuat saya gumoh. Dari status kata bijak, status suwung sampai status alay. Hhhaaa.. seperti status saya di tahun 2014 silam yang membuat membuat saya senyum-senyum kecut sendiri.
Ngomongin LDR (Long Distance Relationship)
memang menarik tapi ngenes bagi mereka yang menjalaninya. Dan bagi kaum jomblo yang melihat kaum LDR-an hanya bisa mbatin "MODARO".
Dulu waktu masih punya pacar, saya juga pernah ngrasain yang namanya LDR. Ketemu cuma satu tahun sekali, itupun cuman beberapa hari. *Eh kog curhat..
LDR sebenarnya udah ada sejak jaman Nabi Adam. Nabi Adam dan Siti Hawa adalah pasangan pertama yang merasakan ngenesnya LELAH DILANDA RINDU dan pada akhirnya merasakan indahnya pertemuan setelah sekian lama ber-LDR-an. Bayangkan Nabi Adam yang dengan sengaja di-LDR-kan dengan Hawa. Mereka rela berhari-hari , bahkan bertahun-tahun berjalan ke sana kemari mencari belahan jiwanya.
Ingat, waktu peristiwa itu terjadi, keadaan bumi belum seperti sekarang. Masih berupa hutan belantara rimba yang asing dan hanya ada mereka berdua di muka bumi. Belum ada yang namanya Tukijan, Udin, Kipli, Slamet, Misbah, Ningsih, apalagi Raisa. Belum ada! Tapi pada akhirnya, kisah cinta mereka berakhir happy ending. Bermodal keimanan, kepercayaan, komitmen yang teguh, juga kesabaran yang luar biasa, Adam dan Hawa sukses melakoni ujian ekstra berat dari Allah. Buktinya, pertemuan mereka di Jabal Rahmah bisa menggetarkan alam semesta dan seisi jagat raya. Sungguh sebuah kisah cinta yang maha indah.
Pada saat Adam dan Hawa LDR-an belum ada teknologi yang namanya hape apalagi jaringan internet seperti sekarang ini. Nah sampeyan bisa bayangin betapa ngenesnya mereka berdua, tapi kekuatan doa dan cinta mengalahkan segalanya.
Bagaimana kalau LDR-an di jaman sekarang? Ya..sebenarnya sama saja. Malah jaman sekarang yang namanya pacaran jarak jauh tak begitu ngenes, meskipun berjarak beratus km, beda provinsi , beda pulau atau beda negara tapi masih bisa saling berkirim kabar, saling bisa kangen-kangenan dan bahkan bisa saling bertatap muka via videocall. Ya meskipun tidak secara langsung tapi setidaknya bisa menumpas sedikit kerinduan..iya to??
Buat sampeyan yang sekarang ini lagi menjalani Long Distance Relationship, tetaplah tenang , sabar dan percaya bahwa semua akan indah pada waktunya. Memang sulit dan saya paham betul rasanya lelah dilanda rindu karena jauh dari pasangan. Seperti kata mas Didi Kempot dalam lagunya yang berjudul "layang kangen",
- Ra maido sopo wong sing ora kangen Adoh bojo pingin turu angel merem Ra maido sopo wing sing ora trenyuh Ra kepethuk sawetoro pingin weruh Percoyo aku, kuatno atimu Cah ayu entenono tekaku
Dalam menjalani LDR alias hubungan jarak jauh yang terpenting adalah Komunikasi yang baik, Percaya sama pasangan dan Komitmen kalian berdua.
Komunikasi
Komunikasi sangatlah penting, sekarang ini dengan kecanggihan teknologi, jarak bukanlah menjadi masalah. Mungkin kalo jaman dulu kakek nenek atau bapak ibu kita masih berkirim-kiriman surat via kantor pos dan ntah kapan suratnya bakal nyampe ke alamat tujuan, tapi jaman sekarang ini komunikasi bisa sangat mudah dan cepat. Menggunakan Whatsapp, BBM, Line atau media sosial lainnya. Perlu diingat, jangan terlalu intens ya gaes..dikit-dikit tanya "lagu dimana? Sama siapa?", itu pacar apa polisi yang lagi introgasi.
Jangan sampai pasanganmu bosen dan akhirnya memilih pergi darimu. Berkomunikasilah yang baik.
Percaya
Terkadang cinta kepada seseorang membuat kita menjadi lebih protektif, khawatir berlebihan atau mengekang pasangan kita dan kadang juga cemburu berlebihan karena takut kehilangan.
Tak ada salahnya mengawatirkan atau cemburu pada pasangan. Itu lumrah. Tapi jangan keterlaluan, status kalian masih PACARAN belum sah menjadi suami istri. Inget, pasanganmu juga manusia biasa yang butuh kebebasan, butuh bersosialisasi dengan manusia lain selain dirimu.
Rasa percaya akan membuat kita tenang dalam menjalin sebuah hubungan, percaya kalau dia tulus mencintai, percaya kalau dia setia, percaya kalau dia gak bakalan ngapa-ngapain dibelakang kita (red: selingkuh).
Komitmen
Rasa saling percaya ini bakal lebih mantap lagi kalau dibarengi juga dengan Komitmen. Komitmen itu seperti suatu perjanjian yang dibuat bersama dan dipatuhi bersama untuk mencapai tujuan bersama. Lebih enak sih kalau buat mereka yang udah nikah, kenapa? Komitmennya sama Tuhan, Sumpah janjinya demi Tuhan, Jelas ikatannya. Naah,,,untuk sampeyan yang statusnya masih pacaran, setidaknya komitmen ini akan mengantarkan kita pada tujuan akhir dari hubungan pacaran. Dengan komitmen berarti kita pacaran ada tujuan akhirnya, ngapain pacaran kalau tujuannya sekedar menghilangkan status jomblo atau hanya ajang pamer. Buang-buang waktu..
Ingatlah para pejuang LDR, tidak ada hubungan langgeng yang dibangun tanpa rintangan dan ujian. Belajarlah dari perjuangan Nabi Adam dan Hawa. Pegang teguh kesabaran, kesetiaan, dan komitmen. Mantapkan keyakinan dan jangan lupa libatkan Allah. Kita tidak akan mendapat pasangan yang sempurna, karena kita sendiri juga bukan orang yang sempurna. Yang bisa kita lakukan hanyalah menjadi pasangan yang terus ingin memperbaiki dan diperbaiki.
Percayalah, hubungan jarak jauh bukan penderitaan tapi hanya sebuah ujian. Jadi kesimpulannya, jika keyakinan hati sudah bertaut satu , jarak itu bukan masalah.
Sekian, salam dari JOMBLO.