-->
We come with the latest version 1.25, get this template for only Rp 150k, Buy now!

Beda Jaman Beda Dolanan

Tak ada yang salah dengan dolanan modern seperti game online, menurut artikel yang pernah saya baca bermain game di gadget akan meningkatkan kecerdasan otak kanan (Emotional Quotient/EQ) karena kebanyakan orang terlalu sering menggunakan otak kiri (Intelligence Quotient/IQ) untuk berbagai aktivitas seperti dalam menulis, membaca, bekerja dan kegiatan lainnya. Bermain game yang membutuhkan kecermatan, ketelitian dan kelincahan bisa menjadi sarana refreshing yang baik untuk mengistirahatkan sejenak otak kiri dan menghidupkan bekerjanya fungsi otak kanan.



Semua dari kita pasti pernah mengalami masa kecil atau masa masih bocah, yaitu masa yang penuh dengan permainan. Kita juga bisa menyebutnya sebagai masa bermain. Hampir sebagian besar waktu yang dimiliki dihabiskan untuk bermain, belum mikir cicilan , mikir kerjaan atau bahkan mikir pasangan. Ah, masa kecil memang masa terindah dan menyenangkan saat hidup belum terbebani dengan tanggung jawab.

Seiring dengan perkembangan jaman, permainan atau dolanan jaman dahulu dan sekarang pastilah jauh berbeda. Kalau anak jaman sekarang atau yang lebih ngehits dikenal dengan kids zaman now dimanjakan dengan berbagai permainan online, tinggal duduk manis dan mendownload permainannya lalu bisa bermain sepuasnya. Mereka hanya mengandalkan perangkat teknologi seperti smartphone dan komputer, berbeda dengan kids zaman old yang hanya permainannya menggunakan peralatan tradisional atau peralatan sederhana , tapi keseruannya tidak bisa terkalahkan dengan permaianan anak-anak jaman sekarang. Seperti permainan macam engklek, egrang, gumpetan, dakon, bekelan, lompat karet, nekeran hingga gobak sodor yang sangat mengasyikkan. Anak-anak generasi masa kini tentu tak pernah memiliki pengalaman itu. Atau mungkin mereka sama sekali ndak ngerti tentang dolanan tradisional seperti itu?? Duuh..mesakne.

Generasi kids zaman now sebagian waktu mereka justru dihabiskan di depan layar gadget dengan bermain game online seperti Clash Of Clans (COC), Mobile Legend, PlayerUnknown’s Battleground (PUBG) dan game lainnya. Tak sedikit yang akhirnya menilai masa kanak-kanak, remaja generasi saat ini terenggut oleh teknologi smartphone yang menawarkan banyak kemudahan, merangkum dunia hanya dalam satu genggaman.

Lihat saja sekarang di warung-warung kopi free wifi atau di banyak tempat-tempat umum, bocah-bocah atau remaja berkumpul tapi mereka sibuk dengan hape pintarnya masing-masing. Mereka sibuk bermain game yang ada di gadgetnya. Ah, sepertinya game membuat mereka semakin individualis. Saya juga hobi kog maen game, tapi tidak kecanduan atau maniak seperti anak-anak jaman sekarang. Di hape saya cuman ada satu game, itupun bukan game online..hhee

Virus game online ini tidak hanya di Kota-kota besar, tapi sudah menyebar sampai ke Desa-desa. Termasuk tempat kelahiran saya, Desa Bodag. Warung-warung kopi free wifi penuh dengan bocah-bocah yang saling satron, mereka fokus dengan hapenya. Saat mereka berkumpul pun demikian, mereka lebih fokus dengan Mabar (maen bareng) daripada ngobrol dengan teman yang di dekatnya. Duuhhh...rasane pengen tak pancal. Oke, ndak masalah jika kalian ingin mabar, tapi tolong mbok ya jangan kebangetan sampek segitunya. Alangkah bijaknya saat kalian ngumpul itu saling ngobrol, sharing atau rasan-rasan. Bukankah itu lebih berfaedah??

Jaman dulu saat beberapa bocah berkumpul, hasilnya bisa main ke sawah ngulukne layangan, mandi di kali, bermain gobak sodor, kasti atau dolanan lainnya. Anak zaman old dalam permainan yang dimainkannya lebih mengutamakan gerak fisik atau tubuh, sehingga permainannya lebih seru dan juga dapat mengasah kemampuan motorik, gerak tubuh serta keakraban antar teman lainnya. Makanya bocah-bocah jaman dulu lincah, gesit dan tahan cuaca. sehingga saat mereka sudah dewasa akan tahan dilarani atine..ehh. Selain itu, dolanan tradisional ternyata mengandung filosofi yang indah dari nilai kebudayaan bangsa Indonesia. Saya ambil satu contoh, yaitu dolanan dakon.

Selain melatih kecerdasaan, dolanan ini mengajarkan untuk tidak berlebih-lebihan dan saling berbagi dengan orang lain. Serta mengajarkan untuk bertanggung jawab terhadap hidup kita sendiri. Permainan ini sesungguhnya merupakan serpihan kecil dari unsur pembentuk budaya dan karakter bangsa. Dengan permainan ini kita bisa mengambil manfaat yang terkadang kita sendiri tidak menyadarinya. Dakon melatih kita untuk terampil, cermat, jujur, sportif, dan menimbulkan rasa akrab antara sesama. Tidak hanya dakon, masih banyak dolanan tradisional yang memiliki filosofi yang begitu indah. Mungkin, begitulah cara nenek moyang kita dalam mendidik anak-anak mereka.

Permainan jaman dulu tidak harus bermodalkan uang, karena bisa memanfaatkan dari alam atau barang-barang dari lingkungan sekitar seperti bambu, kayu, dan lainnya. Kalau anak jaman sekarang, semua harus beli. Tidak punya smartphone tidak bisa maen game online. Tidak punya kuota tidak bisa berinternetan. Iya kan??

Tak ada yang salah dengan dolanan modern seperti game online, menurut artikel yang pernah saya baca bermain game di gadget akan meningkatkan kecerdasan otak kanan (Emotional Quotient/EQ) karena kebanyakan orang terlalu sering menggunakan otak kiri (Intelligence Quotient/IQ) untuk berbagai aktivitas seperti dalam menulis, membaca, bekerja dan kegiatan lainnya. Bermain game yang membutuhkan kecermatan, ketelitian dan kelincahan bisa menjadi sarana refreshing yang baik untuk mengistirahatkan sejenak otak kiri dan menghidupkan bekerjanya fungsi otak kanan. Terlebih lagi game bisa memberikan stimulus sebagai penyemangat bagi beberapa orang khususnya bocah-bocah untuk melakukan suatu hal.

Akan tetapi jika anak-anak terlalu sibuk bermain game akan cenderung melupakan orang-orang dan hal-hal yang ada di sekitarnya. Meskipun tidak semua anak yang suka bermain game di gadget memiliki respon kecil terhadap lingkungannya akan tetapi kecenderungan tidak peduli bisa saja berawal dari kurangnya interaksi dan komunikasi dengan orang-orang di sekitarnya yang salah satunya disebabkan oleh kebiasaan memainkan gadgetnya setiap waktu. Tidak peduli siang ataupun malam, tak peduli di sekolahan ataupun di kamar mandi. Makanya kita sebagai orang dewasa (terutama sampeyan yang sudah jadi orang tua) harus bijak.

Meskipun perbedaan Permainan Anak jaman dulu dan sekarang sangat signifikan, namun tidak ada salahnya memperkenalkan permainan yang edukatif untuk adik, anak dan bocah-bocah di jaman modern seperti sekarang ini, meskipun terlihat dolanan lawas dan mungkin kurang mbois, kalau dapat mengasah motorik anak serta sosialisasinya lebih baik, kenapa tidak? Tak hanya itu saja, jika dibandingkan antara pergaulan anak-anak jaman dulu dan jaman sekarang akan ditemukan perbedaan lain. Anak-anak zaman dulu bermain sesuai usianya. Sedangkan anak-anak jaman sekarang seolah dewasa sebelum waktunya. Ya, mereka gedhe karbitan. Masa kecil yang seharusnya dinikmati malah terseret arus pergaulan orang dewasa.

Lestarikan Dolanan Tradisional

sekian terima kasih
:)

Anda mungkin menyukai postingan ini

  1. Untuk menyisipkan sebuah kode gunakan <i rel="pre">code_here</i>
  2. Untuk menyisipkan sebuah quote gunakan <b rel="quote">your_qoute</b>
  3. Untuk menyisipkan gambar gunakan <i rel="image">url_image_here</i>